Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kekuatan Strategis Iran di Selat Hormuz Diduga Jadi Alasan AS Hentikan Serangan

 Ini Kekuatan Iran yang Diyakini Buat AS Khawatir dan Akhirnya Pilih Gencatan Senjata

Repelita Washington - Gencatan senjata antara Iran dan Israel akhirnya tercapai setelah tekanan diplomatik Amerika Serikat menghentikan eskalasi konflik terbuka.

AS, yang sebelumnya ikut melancarkan serangan terhadap Iran, memilih untuk tidak melanjutkan serangan guna menggulingkan rezim di Teheran.

Presiden Trump menyebut bahwa target utama Washington, yaitu melumpuhkan program nuklir Iran, sudah tercapai.

Menurutnya, kemampuan nuklir Iran telah mundur beberapa tahun dari posisi sebelumnya.

Namun, sejumlah spekulasi muncul mengenai alasan AS tidak melanjutkan serangan seperti saat menduduki Afghanistan atau Irak.

Di antaranya adalah kekhawatiran bahwa perang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global serta memberi beban finansial berat bagi Israel.

Salah satu isu yang memicu kekhawatiran besar adalah potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

Dalam laporan yang dikutip dari informasi intelijen, disebutkan bahwa militer Iran telah mempersiapkan ranjau laut untuk ditempatkan di Teluk Arab sejak bulan lalu.

Langkah itu dinilai sebagai sinyal serius bahwa Teheran siap memblokade jalur pelayaran penting tersebut.

Dua pejabat Amerika Serikat yang dikutip menyatakan bahwa persiapan itu dilakukan segera setelah Israel meluncurkan serangan rudal pertama ke Iran pada 13 Juni.

Rencana penempatan ranjau, meski belum dilakukan, dianggap sebagai bentuk eskalasi signifikan yang bisa melumpuhkan lalu lintas kapal di Selat Hormuz.

Selat ini merupakan jalur vital yang dilalui sekitar 20 persen pengiriman minyak dan gas global.

Jika ditutup, harga energi dunia dipastikan akan melonjak.

Pada 22 Juni, pasca serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran, parlemen Iran disebut telah mendukung rencana untuk menutup selat tersebut.

Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Meskipun Iran berkali-kali mengancam akan menutup selat itu, hingga kini belum pernah ada realisasi konkret.

Reuters tidak dapat memastikan kapan tepatnya ranjau dimuat, ataupun apakah ranjau tersebut telah dibongkar.

Sumber intelijen menyatakan informasi tersebut dikumpulkan dari berbagai metode, termasuk citra satelit dan agen lapangan.

Seorang pejabat Gedung Putih menanggapi bahwa berkat Operasi Midnight Hammer serta kampanye tekanan maksimum terhadap Iran, navigasi di Selat Hormuz tetap berjalan lancar.

Pentagon dan misi Iran di PBB tidak segera memberikan pernyataan resmi mengenai laporan ini.

Kedua pejabat AS yang dikutip menambahkan bahwa aksi militer Iran bisa saja hanya merupakan langkah tipuan.

Menurut mereka, Teheran mungkin sengaja memperlihatkan kesiapan demi memaksa AS berhitung ulang, tanpa benar-benar berniat menutup selat.

Namun, militer Iran tetap bisa menindaklanjuti jika mendapat instruksi langsung dari pimpinan negara.

Selat Hormuz menghubungkan Teluk Arab dengan Laut Arab dan memiliki lebar hanya sekitar 34 kilometer di titik tersempitnya.

Di jalur ini, kapal hanya bisa berlayar melalui koridor selebar dua mil di setiap arah.

Sebagian besar ekspor minyak mentah Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Irak melalui selat tersebut.

Qatar, sebagai eksportir gas alam cair utama dunia, juga sangat bergantung pada jalur ini.

Iran sendiri mengekspor minyak melalui selat tersebut, yang secara logika membuat Teheran enggan menutupnya secara sepihak.

Namun, pemerintah Iran terus mengalokasikan sumber daya untuk memastikan kemampuan penutupan selat tetap tersedia.

Pada 2019, Iran disebut memiliki lebih dari 5.000 ranjau laut yang bisa disebarkan dengan kapal kecil berkecepatan tinggi.

Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain bertugas menjaga keamanan perdagangan di kawasan ini.

Angkatan Laut AS sempat menarik seluruh kapal penanggulangan ranjau dari Bahrain sebagai antisipasi serangan balik Iran terhadap markas mereka.

Serangan balasan Iran saat ini masih terbatas pada tembakan rudal ke pangkalan militer AS di dekat Qatar.

Namun, para pejabat AS belum menutup kemungkinan adanya respons militer lanjutan dari Teheran dalam waktu mendatang. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved