![Alaska 1964 Good Friday earthquake and tsunami damage. [NOAA via unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/30/35811-ilustrasi-tsunami.jpg)
Repelita Internasional - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka di Rusia timur jauh pada Rabu 30 Juli 2025 pukul 08.25 waktu setempat dan langsung memicu peringatan tsunami di sejumlah negara di sekitar Samudra Pasifik.
Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) awalnya mencatat kekuatan gempa ini sebesar magnitudo 8,0 lalu direvisi naik menjadi 8,7 dan akhirnya diperbarui lagi ke magnitudo 8,8.
Serangkaian gempa susulan juga tercatat dengan magnitudo mencapai 6,9, memperburuk situasi di kawasan yang terkena dampak.
Di kota Petropavlovsk-Kamchatsky, warga melaporkan getaran hebat yang merusak bangunan, menggoyangkan kendaraan di jalan, serta memutus aliran listrik dan layanan telepon seluler di beberapa titik.
Walaupun sejumlah penduduk Kamchatka sempat mendapatkan perawatan medis akibat cedera ringan, tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau cedera serius sejauh ini.
Bandara Internasional Petropavlovsk-Kamchatsky memastikan bahwa seluruh aktivitas penerbangan tetap beroperasi meskipun beberapa bagian bangunan bandara mengalami kerusakan panel langit-langit.
Di sisi lain, gelombang tsunami sudah mulai terasa di beberapa kawasan.
Jepang melaporkan ombak setinggi 50 sentimeter di Pelabuhan Ishinomaki, Prefektur Miyagi, disusul gelombang lebih kecil di area lain.
Pihak berwenang Jepang mengingatkan potensi gelombang susulan yang bisa lebih besar, bahkan memperkirakan daya dorong ombak setinggi 50 sentimeter dapat membawa beban seberat 200 kilogram.
Di Rusia sendiri, tiga gelombang tsunami dilaporkan menghantam kota pelabuhan Severo-Kurilsk, dengan gelombang ketiga yang cukup kuat merusak fasilitas pelabuhan dan menarik kapal-kapal ke selat terbuka.
Sebagian wilayah kota itu terendam air laut, membuat penduduk terpaksa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
Di Tiongkok, Pusat Peringatan Tsunami mengeluarkan proyeksi gelombang setinggi 30 sentimeter hingga 1 meter yang diperkirakan akan menyapu pesisir timur mereka, memicu langkah antisipasi kerusakan di beberapa provinsi pantai.
Peru, Meksiko, Filipina, Indonesia, Ekuador, Hawaii, dan pesisir barat Amerika Serikat juga memberlakukan status waspada tsunami.
Angkatan Laut Peru mengawasi ketat pesisir negara mereka, sementara otoritas Meksiko memperingatkan masyarakat untuk menghindari aktivitas di sekitar pelabuhan Pasifik.
Di Filipina, penduduk di lebih dari 20 provinsi diimbau menjauhi garis pantai, sedangkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) menerbitkan peringatan dini tsunami untuk Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Gorontalo.
Di Ekuador, peringatan juga berlaku untuk wilayah Kepulauan Galapagos dengan evakuasi preventif di beberapa lokasi rawan.
Sementara itu di Hawaii, Kapten Pelabuhan Honolulu menginstruksikan seluruh kapal komersial keluar dari pelabuhan dan menutup akses bagi kapal yang hendak masuk.
Laporan lalu lintas di Hawaii menunjukkan kepadatan kendaraan karena warga memilih mengungsi ke dataran lebih tinggi.
Pihak berwenang di Hawaii menekankan bahwa gelombang tsunami berikutnya masih mungkin datang beberapa jam kemudian.
Peringatan serupa juga dikeluarkan untuk pesisir barat Amerika Serikat, termasuk wilayah California, Oregon, dan Washington.
Catatan USGS menyebutkan bahwa gempa Kamchatka ini kini tercatat sebagai gempa keenam terkuat yang pernah terjadi di dunia, setara dengan gempa Ekuador–Kolombia tahun 1906 dan gempa besar Chile pada 2010, serta hanya sedikit di bawah gempa Tohoku 2011 yang memicu tsunami besar di Jepang.
Masyarakat di kawasan terdampak diminta tetap waspada dan mematuhi imbauan dari otoritas setempat untuk mengurangi risiko korban.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

