Breaking Posts

Error 505: The Server is unavialble to connect ! {Refresh Try Again}

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Eks Rektor UGM Mendadak Minta Maaf Soal Ijazah Jokowi,Rismon Iba,Curiga Sofian Dapat Tekanan

Top Post Ad

Surat mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof Sofian Effendi, secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube. (YouTube/Balige Academy - X)

Repelita Yogyakarta - Mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, pernah menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan ijazah atas nama Presiden Joko Widodo.

Sofian juga mengaku ragu Jokowi benar-benar menuntaskan pendidikan sarjana di UGM karena nilai IPK yang rendah membuatnya sulit lanjut ke tahap skripsi.

Selain itu, Sofian menduga ijazah yang pernah ditunjukkan Jokowi kepada publik sebenarnya milik almarhum Hari Mulyono, suami pertama dari adik Jokowi, Idayati.

Namun, tak lama setelah pernyataan itu beredar, Sofian menarik kembali semua ucapannya dan meminta agar keterangannya tidak lagi dikutip.

Ia memilih tak mau terlibat dalam polemik ijazah Jokowi.

Rismon Sianipar menduga Sofian mengalami tekanan besar setelah bicara soal ijazah tersebut.

Ia meminta masyarakat tidak buru-buru menghujat Sofian.

Rismon berpendapat Sofian sudah berusaha menyampaikan apa yang dia ketahui.

Di benak saya jelas dong, di benak publik mungkin sebagian masyarakat juga akan merasakan itu.

Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?

Rismon meyakini Sofian mendapat tekanan hingga membuatnya menarik pernyataan.

Ia mengibaratkan Sofian yang sudah sepuh lebih mudah ditekan secara psikologis.

Saya kan pernah punya kakek yang lebih kurang seusia Profesor Sofian Effendi ya.

Artinya, secara psikologis itu gampang ditekan, diberikan pressure gitu.

Jadi ya beliau bisa saja mengalami tekanan yang cukup besar ya.

Jadi, kalau pernyataan yang ditarik dari secarik kertas itu, kalau saya ya menginterpretasikan bahwa ada tekanan yang cukup besar ya, yang sampai saat ini belum bisa kita ungkapkan apa itu.

Rismon meminta masyarakat untuk tetap menghormati Sofian meski ucapannya ditarik.

Kita jangan mencibir ya, janganlah cepat mencibir Profesor Sofian Effendi karena kita tidak tahu apa yang dialami.

Ia juga mengucapkan terima kasih karena Sofian masih mau menerima kehadirannya dan membagi informasi.

Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian Effendi, mau menerima kami, mau memberikan informasi-informasi dan mengingatkan kami ya.

Khususnya alumni-alumni Gadjah Mada untuk memegang penuh Pancasila dan integritasnya karena itu merupakan simbol dari berdirinya Gadjah Mada yang diresmikan oleh Ir Soekarno, presiden kita yang pertama, ujarnya.

Jadi janganlah cepat kita menuding.

Baca Juga

    Apalagi yang kita bicarakan ini bukan orang yang sembarangan lho ya.

    Ini profesor yang banyak dikagumi orang dengan idealismenya.

    Jangan cepat kita mencibir tanpa mengetahui alasan yang sesungguhnya.

    Rismon berharap publik tetap mengapresiasi Sofian.

    Menurutnya, tekanan serupa juga dialami dirinya bersama Roy Suryo dan Dokter Tifa.

    Masyarakat harus tetap mengapresiasi Profesor Sofian Effendi, karena beginilah Indonesia yang sesungguhnya, banyak tekanan-tekanan yang sebenarnya tidak muncul di ruang publik tetapi nyata.

    Dan sudah kami rasakan juga ya, saya, Roy Suryo, Dokter Tifa, juga merasakannya.

    Bukan hanya psikologis tetapi fisik juga gitu, itu kan harga yang harus dibayar juga.

    Roy Suryo juga buka suara terkait sikap Sofian yang berubah.

    Roy menduga ada intervensi hingga membuat Sofian menarik kembali pernyataannya.

    Ia menyayangkan perubahan sikap Sofian yang sebelumnya berani membongkar dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Perubahan sangat mendadak sikap Prof Sofian Effendi yang sebelumnya sudah mau jujur dan terbuka membongkar kasus ijazah palsu yang sempat disebutnya skandal besar ini memang sangat disayangkan.

    Namun perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada tangan-tangan jahat yang masih bermain dan cawe-cawe.

    Meski begitu, Roy menegaskan tetap mendampingi Sofian menghadapi tekanan.

    Kita sepakat tetap berdiri bersama Prof Sofian Effendi, penegak kejujuran selain Ir Kasmudjo.

    Pihak UGM sendiri membantah seluruh pernyataan Sofian.

    UGM menilai ucapan Sofian keliru dan tidak berdasar.

    Pihak kampus menekankan bahwa Jokowi memang sah sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM.

    Berdasarkan data resmi, Jokowi terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 1980 dan lulus pada 5 November 1985.

    UGM menyesalkan ada pihak yang menggiring Sofian mengeluarkan opini keliru.

    Sekretaris Universitas Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu menjelaskan, pernyataan itu berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum pribadi bagi Sofian.

    UGM juga mengingatkan bahwa data mahasiswa bersifat terlindungi dan hanya bisa dibuka atas permintaan aparat penegak hukum.

    Dengan penegasan ini, UGM berharap tidak ada lagi penyebaran informasi yang menyesatkan terkait ijazah Presiden Jokowi.(*)

    Editor: 91224 R-ID Elok

    Below Post Ad

    ads bottom

    Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved