Repelita Jakarta - Sebuah unggahan di akun X @TrinityTraveler menarik perhatian warganet terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diberikan dalam bentuk bahan mentah kepada siswa SD di Tangerang Selatan.
Dalam postingannya, akun tersebut menyebutkan bahwa paket MBG berisi bahan mentah seperti buah, kacang, beras, telur puyuh, dan ikan asin untuk kebutuhan selama lima hari.
Unggahan ini memicu beragam tanggapan dari netizen dengan lebih dari seribu komentar, ribuan like, dan ribuan retweet.
Beberapa warganet memberi komentar unik, seperti akun @arorosy yang mengatakan “malah kek ngasih sajen”.
Akun @madamemay menulis komentar yang mengekspresikan kebingungan terhadap isi paket tersebut.
Namun, ada pula yang meragukan kebenaran postingan tersebut, seperti akun @Ciaahanberk yang menyatakan agar tidak langsung percaya karena pihak terkait telah membantah memberikan bahan mentah seperti itu.
Akun @ClarkJahnson menyampaikan bahwa program MBG sebenarnya bagus, meski masih ada yang tidak setuju dengan pelaksanaannya.
Menanggapi perdebatan tersebut, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) di Ciputat Timur mengakui adanya pemberian bahan mentah dalam program MBG kepada siswa SD.
Langkah ini diambil sebagai keputusan logistik untuk menjaga kualitas dan ketahanan makanan.
Beras dipilih karena memiliki daya simpan yang lama dan dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan keluarga siswa secara fleksibel.
Hal ini disesuaikan dengan jadwal sekolah yang berbeda-beda, termasuk saat masa ujian, class meeting, atau libur, sehingga anak-anak tetap bisa menerima makanan meskipun tidak hadir di sekolah.
Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro, menjelaskan bahwa beras diberikan mentah supaya dapat disimpan lebih lama dan dimasak di rumah oleh keluarga siswa.
Selain itu, pihaknya menghindari makanan beku karena berisiko cepat basi jika tidak disimpan dengan tepat.
Prinsip MBG adalah menyediakan makanan segar dengan olahan minimalis agar anak-anak mengonsumsi makanan yang sehat dan alami, tanpa pengawet atau bahan tambahan buatan.
Basiro menegaskan bahwa paket MBG harus tetap didistribusikan meskipun kegiatan belajar mengajar sedang tidak berlangsung normal.
Distribusi makanan dilakukan secara terjadwal dengan menyesuaikan kondisi setiap siswa.
Karena sekolah sedang libur atau aktivitas tatap muka berkurang, wali murid kerap mengambil paket MBG langsung ke sekolah mewakili anaknya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok