Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pavel Durov Akan Wariskan Triliunan ke 100 Anak dari Donasi Sperma dan Larang Akses hingga Usia 30 Tahun

Ilustrasi Pavel Durov.

Repelita Dubai - Pendiri Telegram, Pavel Durov, menyatakan akan mewariskan kekayaannya kepada lebih dari 100 anak biologisnya yang tersebar di 12 negara.

Kekayaan Durov ditaksir mencapai Rp227,8 triliun berdasarkan kurs saat ini.

Secara resmi, ia memiliki enam anak dari tiga pasangan.

Namun, ia juga mengakui telah mendonorkan sperma ke sebuah klinik sejak 15 tahun lalu untuk membantu temannya.

Dari proses itu, kini lebih dari 100 anak telah lahir melalui program donasi tersebut.

"Mereka semua anakku dan akan punya hak yang sama. Aku tidak mau mereka saling berebut setelah aku tiada," ucap Durov.

Durov menambahkan bahwa warisan tersebut baru bisa diakses saat anak-anaknya berusia 30 tahun.

"Saya ingin mereka tumbuh seperti orang biasa. Belajar membangun diri, percaya pada kemampuan sendiri, dan berkarya tanpa bergantung pada uang warisan," katanya.

Ia juga mengungkap bahwa sebagian besar kekayaannya berasal dari investasi Bitcoin sejak 2013, bukan dari hasil penjualan Telegram.

"Karena saya tidak menjual Telegram, itu tidak masalah. Saya tidak punya uang sebanyak itu di rekening bank. Aset likuid saya jauh lebih rendah, dan itu berasal dari investasi saya di bitcoin," jelasnya.

Durov, kini berusia 40 tahun, telah menyusun surat wasiat karena menilai pekerjaannya penuh risiko.

"Membela kebebasan itu membuatmu punya banyak musuh, termasuk dari negara-negara besar," ujarnya.

Telegram, aplikasi yang ia rintis, kini digunakan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Durov juga menanggapi tuduhan hukum di Prancis yang sempat menyeret namanya pada Agustus 2024 lalu.

Ia ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, atas tuduhan kurangnya pengawasan terhadap konten ilegal di platform Telegram.

Tuduhan tersebut mencakup kegagalan bekerja sama dengan otoritas dalam kasus narkoba, eksploitasi anak, dan penipuan.

Namun, Durov menolak semua tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk tudingan tak berdasar.

"Hanya karena penjahat menggunakan layanan kami dan banyak layanan lainnya, tidak berarti mereka yang menjalankan aplikasi tersebut adalah penjahat," tegasnya.

Saat ini, Durov tinggal di Dubai dan memegang kewarganegaraan Prancis serta Uni Emirat Arab.

Sebelum mendirikan Telegram pada 2013, ia dikenal sebagai pendiri VKontakte, media sosial terpopuler di Rusia.

Durov mengklaim dirinya dipecat dari VKontakte karena menolak menyensor konten atas permintaan pemerintah Rusia.

Telegram sendiri dikenal sebagai platform yang memperbolehkan pengguna membuat grup hingga 200.000 anggota.

Namun, keleluasaan ini membuat Telegram banyak dikritik karena dituding memfasilitasi penyebaran konten ekstrem dan informasi sesat.

Durov membantah tuduhan bahwa Telegram lemah dalam memerangi pelecehan anak.

"Sejak 2018, Telegram telah serius menangani isu ini, dari pelarangan konten menggunakan sidik jari digital, tim moderasi khusus, jalur pengaduan dari LSM, hingga laporan transparansi harian," tulisnya.

Telegram juga mengklaim memblokir puluhan ribu grup dan kanal setiap hari serta menghapus jutaan konten bermasalah.

"Termasuk ajakan kekerasan, penyebaran konten pelecehan anak, dan perdagangan barang ilegal," tegas perwakilan Telegram.

Meski mendapat sorotan dari berbagai negara, Telegram tetap bertahan sebagai salah satu aplikasi pesan paling populer secara global. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved