Repelita Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya kini menjalin kerja sama dengan FBI guna menyelidiki pengirim email berisi ancaman bom terhadap maskapai Saudia Airlines.
Email tersebut memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara.
Menurut Listyo, pihaknya telah meneliti alamat email pengirim dan mendapati bahwa identitasnya tidak sesuai dengan nama yang tercantum.
Langkah selanjutnya adalah menentukan yurisdiksi hukum yang berlaku atas insiden tersebut.
Listyo menegaskan bahwa sejauh ini hasil pemeriksaan terhadap pesawat tidak menemukan bahan peledak atau benda mencurigakan.
Sebelumnya, ancaman bom terhadap Saudia Airlines yang mengangkut jemaah haji rute Jeddah-Jakarta sempat menghebohkan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengonfirmasi bahwa ancaman tersebut dikirimkan melalui email oleh orang tak dikenal pada pukul 07.30 WIB, Selasa.
Email itu menyebutkan bahwa pesawat SV 5276 membawa 442 jemaah Kloter 12 JKS dengan rincian 207 laki-laki dan 235 perempuan.
Menanggapi ancaman itu, Bandara Soekarno-Hatta segera mengaktifkan ruang Emergency Operation Center (EOC) dan menghubungi semua pihak keamanan terkait.
Namun pilot memutuskan untuk mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu demi penanganan lebih awal.
Pukul 10.55 WIB, pesawat berhasil mendarat di area parkir isolasi Bandara Kualanamu.
Seluruh penumpang langsung dievakuasi dan Tim Jihandak dari kepolisian melakukan penyisiran secara menyeluruh di dalam pesawat.
Tidak ditemukan benda mencurigakan dan seluruh proses berjalan sesuai protokol keamanan bandara. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok