Repelita Los Angeles - Wali Kota Los Angeles Karen Bass menetapkan jam malam di sebagian wilayah kota sebagai langkah menghadapi protes yang semakin meluas.
Keputusan ini diumumkan setelah aksi massa menentang kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Donald Trump berubah menjadi kekerasan dan penjarahan.
Wilayah yang terdampak meliputi kawasan seluas 1 mil persegi di pusat kota.
Jam malam berlaku mulai pukul 8 malam Selasa hingga pukul 6 pagi Rabu.
Bass menyatakan keputusan ini untuk melindungi keamanan warga dan mencegah kerusakan yang lebih luas.
"Jika Anda tidak tinggal atau bekerja di pusat kota LA, hindari daerah tersebut. Penegak hukum akan menangkap pelanggar jam malam," tegasnya dalam konferensi pers.
Bass memperkirakan kebijakan ini akan berlangsung beberapa hari ke depan.
Ia menegaskan bahwa pembatasan hanya berlaku di sebagian kecil dari total 502 mil persegi wilayah kota.
“Perlu saya sampaikan bahwa kerusuhan hanya terjadi di wilayah kecil dan tidak mencerminkan kondisi seluruh kota,” ujarnya.
Hingga kini, kepolisian telah menangkap 16 orang pelaku penjarahan.
Dua anggota LAPD mengalami luka dan telah dirawat di rumah sakit.
Salah satu toko yang menjadi sasaran adalah Apple Store.
Toko Adidas, apotek, dan sejumlah gerai lainnya juga mengalami kerusakan.
Video dari warga menunjukkan toko perhiasan dijarah dan rak-raknya dikosongkan.
Seorang perempuan ditangkap di lokasi Apple Store saat kejadian berlangsung.
Dua orang lainnya ditangkap karena melakukan penjarahan di titik berbeda.
Kawasan toko perhiasan di Los Angeles menjadi target utama para pelaku.
Aksi protes bermula dari operasi penggerebekan terhadap imigran ilegal oleh otoritas federal di wilayah Los Angeles.
Sudah lima hari berturut-turut protes berlangsung.
Mobil-mobil polisi dirusak, toko-toko dijarah, dan sejumlah kawasan mengalami gangguan besar.
Situasi serupa kini menjalar ke puluhan kota lain seperti New York, Chicago, dan Atlanta.
Langkah Presiden Trump mendapat kecaman luas dari pejabat California.
Gubernur Gavin Newsom mengkritik keras pengerahan militer untuk menghadapi demonstran sipil.
“Pengerahan pasukan ini adalah penyalahgunaan kekuasaan yang terang-terangan,” ucap Newsom.
Trump disebut memprovokasi warga dengan retorika yang memperkeruh suasana.
Dalam pernyataannya dari Ruang Oval, Trump membuka opsi menggunakan Undang-Undang Pemberontakan.
UU tersebut memberikan presiden kuasa mengerahkan militer di dalam negeri untuk mengatasi kekacauan sipil.
"Jika memang harus dilakukan, saya akan melakukannya," kata Trump.
Dalam pidatonya di Fort Bragg, Trump menyebut para pengunjuk rasa sebagai "binatang" dan "musuh asing".
Pernyataan itu menuai kemarahan pejabat dan warga yang menilai Trump memperparah konflik.
Bass dan Newsom menyebut gambaran Trump soal Los Angeles sebagai hal yang jauh dari kenyataan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok