Repelita Jakarta - Pegiat Nahdlatul Ulama, Islah Bahrawi ikut bersuara soal penangkapan Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara dalam operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dalam unggahan di akun X miliknya @islah_bahrawi pada 30 Juni 2025, Islah menyindir keras dan menyinggung dugaan ada motif lain di balik penangkapan tersebut.
“Ketua kelas yang ditangkap di Medan. Mudah-mudahan ditangkap karena memang OTT korupsi, bukan karena membangkang kepada wali kelas,” tulis Islah.
Pernyataan itu dianggap menyindir relasi kekuasaan di balik kasus yang melibatkan Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara, Topan Obaja Ginting.
Topan diketahui merupakan orang dekat Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang juga menantu mantan Presiden Joko Widodo.
Pernyataan Islah tersebut mendapat respons keras dari eks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Lewat balasan langsungnya di X, Arief menantang keberanian KPK untuk menindak Bobby Nasution.
“Memangnya kurang duit Gus itu si Bobi, mantunya Joko Widodo. Mana berani KPK sih,” tulis Arief Poyuono.
Arief menyebut kasus dugaan suap proyek jalan ini tidak akan menyentuh Bobby meskipun nama anak menantu Jokowi itu sudah ramai disebut-sebut.
Sebelumnya, KPK menetapkan Topan Ginting dan lima orang lainnya sebagai tersangka usai ditangkap dalam OTT di Panyabungan, Madina, pada 26 Juni 2025.
Mereka ditangkap dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan jalan di Sumut yang terbagi dalam dua klaster, yakni proyek Dinas PUPR Sumut dan Satker PJN Wilayah 1 Sumut.
Topan Ginting sendiri baru menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Sumut sejak Februari 2025 dan langsung jadi sorotan karena kedekatannya dengan Gubernur Bobby Nasution. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.