Repelita Jakarta - Acara stand-up comedy Somasi Community Season 2 kembali mencuat di jagat maya.
Salah satu segmen yang disorot publik terjadi ketika nama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka disebut dalam lelucon yang dibawakan oleh seorang komika.
Momen itu terjadi di hadapan Deddy Corbuzier yang menjadi pembawa acara.
Ekspresi Deddy saat mendengar nama Wapres disebut mendadak menjadi bahan pembicaraan di media sosial.
Dalam cuplikan yang beredar, Deddy terlihat terdiam sejenak.
Warganet pun menafsirkan ekspresi tersebut dengan berbagai cara.
Ada yang menilai Deddy kaget.
Ada pula yang menyebut dia sedang menahan tawa atau berpikir untuk merespons.
Komentar warganet pun membanjiri kolom media sosial yang membagikan cuplikan video tersebut.
"Ekspresinya tuh kayak lagi mikir, terus langsung jadi awkward," tulis salah satu pengguna.
"Bukan cuma lucu, tapi berani juga nyinggung sosok pejabat di acara besar," tulis lainnya.
Lelucon yang disampaikan komika memang menyinggung posisi dan popularitas Gibran sebagai tokoh muda di politik nasional.
Namun tidak sedikit yang menilai guyonan tersebut masih dalam batas wajar.
Mereka menilai itu sebagai bentuk humor politik yang sah dalam budaya demokrasi.
Acara Somasi sendiri dikenal sebagai platform yang memberi ruang untuk ekspresi bebas dalam bentuk hiburan.
Segmen tersebut sebenarnya bukan tayangan baru.
Namun viralnya kembali klip tersebut menunjukkan betapa kuatnya perhatian publik terhadap simbol-simbol kekuasaan.
Beberapa pengamat komunikasi politik menilai, fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat makin peka terhadap citra dan gestur para tokoh publik.
Deddy Corbuzier hingga kini belum memberikan tanggapan terbuka atas viralnya ekspresi wajahnya dalam video tersebut.
Pihak penyelenggara Somasi Community juga belum merespons pertanyaan wartawan terkait isi dan konteks segmen tersebut.
Namun publik tetap ramai membicarakannya sebagai salah satu contoh dinamika antara hiburan dan politik dalam budaya populer Indonesia.
Fenomena ini juga membuka ruang diskusi mengenai batas antara kritik, lelucon, dan etika dalam menyentuh isu-isu politik nasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok