Repelita Jakarta - Kontroversi dugaan ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat setelah Beathor Suryadi membeberkan adanya janji politik antara kubu Jokowi dan kader PDIP, Deni Iskandar.
Beathor menyebut Deni memiliki andil besar dalam pengamanan dokumen yang dibutuhkan Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Menurutnya, Deni terlibat dalam proses pencetakan ulang ijazah melalui jaringan yang dimilikinya di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Pusat.
Tak hanya itu, Beathor mengungkap bahwa Deni dijanjikan jabatan Direktur Utama PD Pasar Jaya sebagai imbalan atas bantuannya tersebut.
“Deni dijanjikan Jokowi, dijanjikan Pras, jadi Dirut Pasar Jaya,” kata Beathor dalam pernyataannya.
Janji tersebut disebut sebagai bagian dari barter politik di internal PDIP Jakarta, dengan Deni, Prasetyo Edi Marsudi, dan Boy Sadikin sebagai trio kunci pemenangan Jokowi.
Namun, janji itu tak terealisasi.
Deni disebut hanya ditawari posisi sebagai komisaris yang menurutnya tak sepadan dengan kontribusinya.
“Ditawari komisaris, dia tolak. Dia merasa dikhianati,” ujar Beathor.
Kekecewaan ini disebut memicu keretakan antara Deni dan Prasetyo, dua sosok yang sebelumnya solid.
“Pras bilang, ‘Brengsek tuh Deni,’ dan Deni jawab, ‘Yang brengsek Pras, dia yang ingkar janji,’” kata Beathor menirukan.
Pengakuan ini menambah dimensi baru dalam isu ijazah Jokowi, yang kini tak hanya soal keaslian dokumen, tapi juga tarik-menarik kepentingan dan pengkhianatan di internal kekuasaan partai. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok