Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Soal Hakim Hedonis, Pukat UGM: Bikin Lingkungan Pengadilan Jadi Korup

 Soal Hakim Hedonis, Pukat UGM: Bikin Lingkungan Pengadilan Jadi Korup

Repelita Jakarta - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Zaenurrohman menilai gaya hidup mewah di kalangan hakim bisa memicu munculnya budaya korup di lingkungan peradilan.

Ia menjelaskan, ketika seorang hakim menunjukkan perilaku hedonis, hal itu dapat memengaruhi rekan-rekannya.

Pengaruh tersebut dapat membentuk standar hidup yang tinggi di antara para penegak hukum.

Menurut Zaenur, standar hidup yang berlebihan itu rawan mendorong terjadinya suap di lingkungan peradilan.

Ia menyatakan, kehidupan mewah menuntut biaya yang tidak sedikit.

Jika pengeluaran tersebut melampaui penghasilan resmi seorang hakim, maka ada potensi untuk mencari pemasukan tambahan secara tidak sah.

Zaenur menyambut baik peringatan dari Wakil Ketua Mahkamah Agung, Sunarto, terhadap para hakim yang bergaya hidup glamor.

Menurutnya, hal itu menjadi peringatan bahwa setiap sikap yang ditunjukkan seorang hakim dapat membawa konsekuensi serius.

“Ketika seorang hakim memperlihatkan gaya hidup mewah, maka akan muncul risiko-risiko tertentu,” ujar Zaenur.

Namun, ia menegaskan bahwa imbauan agar hakim menjauhi kemewahan bukanlah solusi menyeluruh atas permasalahan korupsi di tubuh Mahkamah Agung maupun peradilan di bawahnya.

Ia menilai, banyak kasus di mana aparat peradilan tetap bisa menyembunyikan kekayaan tak wajar meski tidak tampak hidup glamor.

Sebagai contoh, Zaenur menyinggung kasus mantan pejabat MA, Zarof Ricar, yang diketahui menyimpan uang dan emas dengan nilai hampir satu triliun rupiah di rumah pribadinya.

Ia juga mengungkapkan adanya hakim lain yang menyembunyikan uang miliaran rupiah di bawah tempat tidur.

“Peringatan agar tidak hidup hedon itu penting dan bijaksana.

Namun, itu tidak cukup untuk mengatasi akar masalah korupsi di lingkungan peradilan,” ujar Zaenur.

Sebelumnya, Wakil Ketua MA, Sunarto, memberikan teguran keras terhadap gaya hidup para hakim yang dinilai berlebihan.

Ia mengkritik penggunaan barang-barang bermerek, termasuk mobil mewah, yang tidak sesuai dengan penghasilan resmi seorang hakim.

Teguran ini disampaikan dalam kegiatan pembinaan kepada jajaran pimpinan dan hakim dari berbagai pengadilan di wilayah Jakarta.

“Gaji cuma Rp 27 juta atau Rp 23 juta, tapi pakai LV, Bally, Porsche.

Enggak malu?” ucap Sunarto saat menyampaikan peringatan di Gedung MA, Jakarta.

Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat umum tahu berapa besar gaji seorang hakim dan harga barang-barang mewah yang mereka gunakan.

“Arlojinya Rp 1 miliar.

Kok enggak malu?” kata Sunarto menambahkan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved