
Repelita Jakarta - Simpul Aktivis Angkatan 98 atau Siaga 98 menyampaikan harapan agar kontroversi terkait ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo segera diakhiri.
Tujuannya agar seluruh potensi bangsa dapat difokuskan untuk menangani persoalan kebangsaan yang lebih penting dan berdampak positif bagi masa depan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Siaga 98, Hasanuddin, menanggapi pernyataan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, yang membeberkan hasil pemeriksaan ijazah Jokowi.
Penyidik telah melakukan uji identifikasi dan menyatakan dokumen ijazah milik Jokowi memiliki kesamaan yang identik.
Atas temuan tersebut, Bareskrim memutuskan menghentikan penyelidikan terhadap laporan dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis yang mempertanyakan keaslian ijazah itu.
Hasanuddin mengatakan bahwa pertanyaan dari berbagai pihak adalah hal yang wajar mengingat ijazah yang dipersoalkan adalah dokumen pejabat publik, bukan dokumen pribadi biasa.
Karena polemik ini sudah berkembang hingga ranah hukum, Hasanuddin berharap agar seluruh proses hukum yang sedang berjalan, baik pidana maupun perdata, dihentikan.
Siaga 98 mendorong adanya dialog yang menitikberatkan pada pemulihan kepercayaan antara semua pihak yang terlibat.
Hasanuddin juga mengajak agar penyelesaian dilakukan secara damai di luar jalur pengadilan atau dengan mekanisme penyelesaian di luar pengadilan (out of court resolution).
Menurutnya, penyelesaian semacam ini akan membawa manfaat dan mengakhiri polemik dengan saling menghormati serta memberikan perlindungan negara terhadap warga yang memiliki itikad baik dalam mempertanyakan keaslian dokumen administratif pejabat negara.
Hasanuddin berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat mendorong penerapan keadilan restoratif.
Pendekatan ini diharapkan dapat memediasi semua pihak untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah dan dialog, tanpa harus melalui proses hukum yang berkepanjangan.
Siaga 98 menginginkan agar persoalan ini cepat selesai sehingga seluruh sumber daya bangsa dapat digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan kebangsaan yang lebih besar dan penting bagi masa depan Indonesia. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

