
Repelita Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menyikapi pernyataan Muhammad Said Didu yang mengkritik keterlibatan TNI dalam mendukung Kejaksaan Agung menangani kasus besar, termasuk dugaan korupsi di Pertamina.
Ferdinand menilai Said Didu terlalu bersemangat dan memberikan ekspektasi yang tidak masuk akal.
Ia menyoroti salah satu pernyataan Said Didu yang menyebut bahwa keberadaan TNI tidak berguna jika kasus korupsi Pertamina tak dibongkar hingga tuntas.
Menurut Ferdinand, penanganan kasus besar seperti korupsi di Pertamina tidak bisa diselesaikan secepat membalikkan telapak tangan.
Ia menegaskan bahwa kasus ini rumit dan butuh waktu serta kehati-hatian dari aparat hukum.
Kejaksaan, kata dia, tentu tengah bekerja keras untuk membongkar kasus ini secara menyeluruh.
Namun, menurutnya, desakan masyarakat agar kasus ini segera disidangkan adalah hal yang wajar.
Ferdinand menyebut, publik punya peran penting dalam mendorong agar kasus segera dibawa ke meja hijau.
Terkait dengan peran TNI, Ferdinand justru berpandangan bahwa pelibatan TNI sangat dibutuhkan.
Menurutnya, pengamanan terhadap aparat hukum yang menangani kasus besar adalah bagian dari upaya menjaga stabilitas dan keberanian jaksa.
Ferdinand menyebut bahwa selain Pertamina, Kejaksaan juga tengah mengusut persoalan lain seperti tambang dan perkebunan sawit ilegal.
Ia mengingatkan bahwa tekanan terhadap jaksa bisa datang dari berbagai arah, sehingga perlu dukungan keamanan yang kuat.
Ferdinand juga mengingatkan Said Didu agar tidak terlalu bernafsu dalam memberikan komentar.
Ia khawatir semangat yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang bagi Said Didu sendiri.
Sebelumnya, Muhammad Said Didu mempertanyakan efektivitas pelibatan TNI dalam menjaga institusi kejaksaan.
Ia menilai langkah itu tak berguna jika kasus besar seperti dugaan korupsi Pertamina tidak dibuka hingga ke akar-akarnya.
Melalui akun X miliknya, Said Didu menegaskan bahwa simbol keamanan seperti kehadiran TNI tak akan berarti apa-apa jika kasus besar tetap ditutupi.
Menurutnya, publik memahami bahwa aktor utama dalam kasus korupsi Pertamina berkaitan erat dengan elite kekuasaan, baik rezim lama maupun yang sekarang.
Ia juga menyebut bahwa telah terjadi intervensi dari orang dekat kekuasaan dalam kasus tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

