Repelita Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menolak keras wacana legalisasi kasino di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa perjudian dalam bentuk apapun tetap bertentangan dengan ajaran Islam.
Judi adalah haram dan tidak bisa dibenarkan, tegasnya.
Beberapa orang mungkin menilai perjudian membawa keuntungan ekonomi atau hiburan.
Namun bahaya yang ditimbulkan jauh lebih besar dibanding manfaatnya.
Praktik judi tidak hanya menyebabkan kerugian finansial.
Namun juga menimbulkan konflik sosial hingga permusuhan dan kekerasan.
Perjudian tidak memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan individu.
Selain itu, judi menghilangkan produktivitas dan kreativitas masyarakat.
Sebelumnya, politisi Ferdinand Hutahaean menanggapi wacana legalisasi kasino.
Ia menilai persoalan judi adalah dilema lama antara norma agama dan realitas sosial.
Ferdinand mencatat bahwa perjudian, terutama online, masih marak meskipun dilarang.
Pelaku judi online banyak dari kalangan yang beragama.
Transaksi judi online mencapai triliunan rupiah dan sulit dikendalikan.
Karena itu, Ferdinand mendukung pembangunan kasino secara resmi dengan pajak yang jelas untuk negara.
Menurutnya, pelarangan judi sulit ditegakkan secara efektif.
Ia mengibaratkan judi seperti korupsi, tetap terjadi meskipun dilarang.
Ferdinand mendorong kasino sebagai tempat judi legal bagi kalangan tertentu.
Sementara perjudian ilegal online harus ditindak tegas dan diblokir.
Ia mencontohkan keberhasilan Gubernur DKI Ali Sadikin dalam memanfaatkan sumber pajak non-konvensional untuk pembangunan kota.
Pendirian kasino dianggap bisa menambah pendapatan negara tanpa mengabaikan pengawasan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
