Repelita Jakarta - Joko Widodo dinilai masih berupaya keras untuk mempertahankan pengaruhnya dalam dunia politik.
Selain karena karier politiknya yang mengalami perkembangan pesat, keberadaannya juga dianggap penting untuk menjaga citra keluarga.
Jokowi terus berusaha tampil di depan publik guna memastikan kelangsungan perannya dalam kancah politik nasional.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani.
Isu masa jabatan tiga periode yang memicu kontroversi serta keterlibatan anggota keluarganya dalam politik menjadi indikasi kuat akan hal ini.
Sejak awal diperkenalkan oleh PDIP, Jokowi disebut berhasil menggeser norma dan kebiasaan politik di Indonesia.
Dukungan besar dari publik memberikan kemudahan karier dari posisi Walikota Solo hingga Presiden.
Karena berbagai kemudahan dan kebiasaan yang terbentuk, tidak mengherankan jika Jokowi tetap berusaha mempertahankan eksistensinya secara formal maupun informal.
Berbeda dengan presiden sebelumnya yang memilih mundur setelah masa jabatan, Jokowi justru terus aktif.
Salah satu caranya adalah dengan memperpanjang isu dugaan ijazah palsu yang pernah menyeret namanya.
Manuver ini dipandang sebagai upaya Jokowi untuk menjaga publikasi dan memetakan dukungan atau loyalisnya.
Ray menilai langkah ini juga bertujuan untuk mengamankan posisi keluarganya dalam dunia politik.
Tanpa peran aktif Jokowi, posisi politik Gibran, Bobby, dan Kaesang dinilai akan lebih rentan.
Keluarga Jokowi dianggap masih menghadapi tantangan besar mengingat pengalaman politik mereka yang belum matang.
Oleh karena itu, kehadiran Jokowi dalam peta politik nasional dinilai belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Ray menegaskan bahwa semua yang terjadi menunjukkan hasrat Jokowi untuk terus berkuasa tetap ada.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

