
Repelita Jakarta - Pengamat politik Adi Prayitno menyatakan peta kekuatan politik nasional mengalami perubahan besar.
Jawa Barat kini menjadi pusat perhatian utama dalam dinamika politik Indonesia.
Peran Jakarta yang selama ini dianggap sebagai pusat kekuasaan mulai tergeser.
Adi menilai ada banyak tanda bahwa politik di Jawa Barat kini menentukan arah kebijakan nasional.
Banyak tokoh politik berlomba menampilkan diri di Jawa Barat, baik sebagai calon gubernur, relawan, maupun penggerak partai.
Setelah Pilpres 2024, arus politik nasional mulai terdesentralisasi dan Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbesar.
Provinsi ini pun berubah menjadi magnet baru dalam persaingan kekuasaan.
Beberapa nama besar muncul di Jawa Barat, termasuk Dedi Mulyadi yang dianggap figur kuat untuk posisi Gubernur.
Tokoh nasional lain juga mulai membangun jaringan dukungan di wilayah ini.
Elite politik nasional mulai menggeser fokus mereka ke Jawa Barat karena peluang besar mengatur ulang konfigurasi kekuasaan ke depan.
Jakarta, yang selama ini menjadi pusat lobi dan politik anggaran, mulai kehilangan dominasi tunggalnya.
Keunggulan demografis dan dinamika budaya politik Jawa Barat menjadikannya titik tumpu baru kekuasaan.
Meskipun Jakarta tetap penting, Jawa Barat kini menjadi simbol konsolidasi politik yang baru.
Penguasaan wilayah ini dianggap kunci untuk meraih kemenangan besar dalam politik nasional.
Menjelang Pemilu 2029, semua partai dan tokoh politik harus memahami perubahan peta kekuasaan ini.
Siapa yang mampu menguasai Jawa Barat akan memiliki posisi tawar yang kuat dalam politik nasional.
Kemenangan di Jawa Barat menjadi tiket utama menuju puncak kekuasaan nasional.
Provinsi ini adalah panggung strategis yang tidak boleh dianggap remeh.
Editor: 91224 R-ID Elok

