
Repelita Jakarta - Ali Syarief, akademisi yang fokus pada kajian lintas budaya, menanggapi jumlah kekayaan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani, yang mencapai Rp51,87 miliar.
Melalui akun X pribadinya, ia mengunggah tangkapan layar yang memuat data kekayaan Askolani.
Ia menulis singkat, “Silahkan berfantasi.”
Unggahan tersebut langsung menarik perhatian warganet.
Hingga malam harinya, postingan itu sudah dilihat lebih dari 16 ribu kali.
Komentar yang masuk bervariasi, mulai dari sindiran hingga nada sarkastis terkait asal-usul kekayaan pejabat tersebut.
Seorang pengguna dengan akun @Ridwan1924 menyatakan, “PNS yang normal-normal saja, yang nggak berbisnis, punya tabungan 100 juta aja udah TOP itu. Kalau sampai puluhan M, dan nggak punya bisnis yang bisa diaudit, itu uang subhat kalau nggak mau dibilang haram.”
Komentar lain dari @taharudddin mempertanyakan sumber kekayaan pejabat yang mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.
Ia menulis, “Kekayaan para pejabat puluhan, ratusan miliar malah ada yang triliunan, mereka kaya darimana? Usaha apa? Kalau pun punya usaha basisnya bukan teknologi kebanyakan SDA, rakyat menderita malah masih saja jadi penjual.”
Pengguna @JakaGolook71 menyindir soal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Ia menulis, “Coba tanya sama Si Mbok SMI (Sri Mulyani), kenapa banyak oknum Pegawai Pajak hartanya ‘berlimpah ruah’, sementara si Mbok SMI selalu mengeluh: ‘Rakyat susah bayar pajak’?”
Akun @elwey_8 menambahkan tudingan, “Khan dengar-dengar 50 persen biaya denda masuk kantong.”
Sementara itu, @wahid118 berkelakar, “Kira-kira saya boleh pinjem 100 ngga ya Prof, subhanallah pejabatnya pada kaya-kaya, hebat banget…”
Beberapa warganet menduga angka kekayaan itu berasal dari warisan atau hibah, meskipun mereka tetap meragukan.
“Subhanallah… Start-nya gaji berapa tuh??? Oooo… mungkin dapat warisan,” cuit @ummuibnrizq.
Akun lain seperti @mpu_nusanjaya01 menyarankan agar kekayaan tersebut diamankan untuk keluarga.
Ia berpesan, “Jangan ada perampasan aset, kasihan istri anak dan para cucu-cucunya.”
Komentar satir juga muncul yang menyamakan fenomena ini dengan kasus Gayus Tambunan.
“Jangan dipikir Gayus ama Alun cuma 1. Sekandang mereka semua itu,” tulis @mieayam12465001.
Kekecewaan publik tampak menguat karena citra aparat penegak hukum dan perpajakan pernah tercoreng oleh kasus korupsi sebelumnya.
Mereka menuntut agar kekayaan pejabat tinggi seperti Askolani diawasi secara transparan oleh lembaga terkait seperti KPK.
Penelusuran menunjukkan saat mulai menjabat sebagai Dirjen Bea dan Cukai, kekayaan Askolani mencapai Rp43,27 miliar pada 31 Desember 2021.
Laporan terakhir per 28 Februari 2023 menunjukkan nilai kekayaan yang dilaporkan naik menjadi Rp51,87 miliar. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

