Menteri Koordinator Bidang Kemaritiaman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pihaknya akan terus menagih janji Amerika Serikat (AS) beserta negara maju lainnya yang berkomitmen mensuplai dana Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 300-an triliun untuk transisi energi.
"Iya JETP, itu sampe sekarang kita belum tau uangnya. Ya kita (akan tagih) mereka kan yang minta kita buat, ya kita buat, mereka yang janjiin duitnya ya sekarang mana duitnya," ungkap Menko Luhut di Fairmont Hotel, dikutip Kamis (7/9/2023).
Luhut mengatakan bahwa sejatinya Indonesia mengandalkan dana dari JETP yang senilai US$ 20 miliar atau setara Rp300 triliun. Namun, dana tersebut dirasa kurang untuk mempensiunkan dini PLTU batu bara.
"Jadi kami mengandalkan mereka (JETP), tapi kami akan mencoba sekarang juga mencari donor lain dan juga anda tahu, rencana untuk mendukung hal ini karena besarnya kesenjangan ini. Jika Anda melihat kembali hasil G-20, dan dana US$20 miliar dolar. Tapi kenyataannya, menurut saya bisa mencapai US$100 miliar," ungkap Luhut.
Adapun, kata Luhut, untuk dana US$ 20 miliar dari JETP hingga saat ini belum ada kemajuan. Padahal untuk mencapai US$ 100 miliar, masih diperlukan adanya tambahan US$ 80 miliar.
Yang terang, kata Luhut, pemerintah sangat berkomitmen untuk mempensiunkan PLTU batu bara, sehingga dana tersebut akan diusahakan.
"Jadi ya, bukan hal yang mudah. Namun sekali lagi, pemerintah sangat berkomitmen untuk melakukan hal ini," ungkap Luhut.
Baca: Suntik Mati PLTU Batu Bara, Luhut Prediksi RI Butuh Rp1.500 T
Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS), Kamala Harris melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta Convention Center, pada Rabu (6/9/2023).
Pertemuan bilateral ini dilakukan sebelum dimulainya KTT ASEAN - Amerika Serikat, dalam rangkaian kegiatan KTT ke 43 ASEAN, di Jakarta Convention Center.
Dalam pidatonya, Kamala menyinggung kerja sama AS dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia. "Banyak pekerjaan yang sedang dilakukan antara negara-negara kita seiring dengan keinginan kita yang sama untuk terus memperkuat hubungan kita," kata Kamala dalam pidatonya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi merupakan prioritas bersama. Untuk itu pada tahun lalu, ia menyinggung telah meluncurkan pendanaan untuk program transisi energi melalui JETP.
"Tahun lalu kami meluncurkan Just Energy Transition Partnership dalam sebuah inisiatif infrastruktur senilai US$ 20 miliar (Rp 300-an triliun) yang akan mengurangi emisi global, mempercepat transisi ke energi ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Kamala.