Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid bisa membuat Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) bubar.
Hal ini disampaikan pegiat media sosial Rinny Budoyo saat membahas keinginan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tentang sosok yang pantas menjadi cawapres Anies Baswedan.
"Dia ingin sosok cawapres yang bisa ikut memenangkan Anies di Pilpres 2024, atau paling tidak membuat Anies lebih kompetitif," ujarnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube 2045 TV, Jumat (30/6).
Keinginan tersebut menjadi dasar pemikiran Surya Paloh untuk mengajak tokoh Nahdatul Ulama (NU) menjadi cawapres Anies, dan Yenny Wahid mulai muncul di permukaan.
"Inilah yang tampaknya mendasari pemikiran Surya Paloh buat mengajak tokoh Nahdlatul Ulama organisasi Islam terbesar di Indonesia dan bahkan di dunia untuk diduetkan dengan Anies," ucapnya.
"Dia ingin cawapres Anies berasal dari kalangan NU, maka akhir-akhir ini kita pun mendengar nama Yenny Wahid, putri kedua dari almarhum Gus Dur Presiden keempat Indonesia dan juga ketua umum PBNU selama 3 periode berturut-turut selama 15 tahun untuk diduetkan sebagai cawapres Anies," sambungnya.
Tentu ide Surya Paloh pintar, namun PKS dan Demokrat yang merupakan partai dalam Koalisi Perubahan berpotensi tidak setuju, sehingga didapuknya nama Yenny Wahid menjadi cawapres bisa menyebabkan bubarnya koalisi.
"Ide ini pintar, tapi masalahnya adalah apakah bakal semudah itu keinginan Surya Paloh diikuti sama partai-partai lain dalam koalisinya?" ungkap Rinny Budoyo.
"Bukan tidak mungkin, bahkan besar kemungkinan ke ngototan Surya Paloh dan Partai Nasdem buat menduetkan Anies Baswedan dengan Yenny Wahid ini malah bakal jadi kata akhir buat koalisi perubahan," tandasnya.
