Kader Partai Demokrat, Eko Jhones turut mengomentari elektabilitas bakal calon presiden Anies Baswedan yang saat ini dalam sejumlah survei cenderung menurun.
Adapun, Nasdem tak ingin mengumumkan calon wakil presiden (Cawapres) Anies ketika elektabilitasnya turun. Eko Jhones memandang apabila keputusan Nasdem itu terus dipertahankan dapat berpotensi makin menghancurkan elektabilitas Anies.
"Klo dibiarkan gak diumumkan akan semakin hancur elektabilitas Anies," tulis Eko Jhones di akun Twitter pribadinya, dikutip Populis.id pada Senin, (17/7/2023).
Bahkan, ia mempertanyakan keseriusan Nasdem dalam mengusung Anies sebagai Bacapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Dari 20 nanti sisa 10 persen trus wassalam…niat nyalonin Anies gak sih Nasdem apa mau bkin Anies gagal nyapres?," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyebut pengumuman Cawapres Anies Baswedan ketika elektabilitas turun dapat berujung blunder.
"Karena dalam perspektif apapun, menurut saya, politik itu momentum. Sekarang kita belum tahu siapa lawan kita. Kita umumkan wakil, ya sama aja menyerahkan leher kami digorok-digorok," kata Ahmad Ali di Jakarta, Sabtu, (15/7/2023).
Oleh karena itu turunnya elektabilitas Anies, kata Ali, perlu segera dijawab oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Rencananya dalam waktu dekat ini, ia akan mengundang para mitra poltik yang tergabung dalam koalisi pendukung Anies untuk melakukan kosolidasi.
"Sehingga Senin nanti saya akan undang seluruh partai koalisi untuk menyusun jadwal konsolidasi di tiap-tiap daerah bersama Anies," kata dia.
"Turunnya survei Anies ini menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh koalisi. Bukan justru kita mendorong mengumumkan cawapresnya, bisa jadi blunder," lanjut Ali.
