Pengamat politik Refly Harun menyebut faktor pemecah pemilihan presiden (Pilpres) 2024 adalah pemerintah karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan cawe-cawe.
Untuk diketahui, saat menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan (29/5/2023) Jokowi menyatakan akan cawe-cawe di Pemilu 2024 untuk kepentingan bangsa.
"Pada pilpres 2024 faktor pembelah faktor pemecah itu menurut saya yang paling signifikan adalah pemerintah, yaitu keterlibatan pemerintah atau cawi-cawenya Jokowi," ucap Refly.
Padahal menurutnya, cawe-cawe Jokowi atau keterlibatan pemerintah dalam Pilpres 2024 menjadi faktor pemecah yang luar biasa, karena efeknya bisa menimbulkan kemarahan rakyat.
"Itu akan menjadi faktor pemecah faktor pembelah yang luar biasa, bahkan bisa menjadi faktor kemarahan," ujarnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Refly Harun, Jumat (14/7).
Sehingga menurutnya jika ingin Pemilu 2024 berjalan damai, maka pemerintah harus netral, selain itu pemimpin yang terpilih sebaiknya bukan tipe seperti Jokowi.
"Karena itu kalau tidak mau pecah tidak mau terbelah one thing for sure pemerintah harus netral terlebih dahulu, kondisi yang harus didapatkan harus netral," ujarnya.
"Tanpa netralitas dari penguasa akan sulit untuk kemudian mendapatkan sebuah pemilu yang harmonis itu syarat utama, syarat yang kedua menurut saya adalah siapapun pemimpin yang terpilih jangan tipenya seperti Jokowi, sorry to say," tambahnya.
Pasalnya saat menjadi kepala negara, Jokowi membiarkan kelompok relawannya terus bertumbuh di luar partai politik, dan itu tidak baik bagi demokrasi.
"Kenapa begitu? kesalahan utama Presiden Jokowi adalah ketika dia memerintah dia membiarkan kelompok-kelompok relawannya itu bertahan tumbuh sebagai kekuatan di luar partai politik, dan itu tidak sehat bagi demokrasi," tandasnya.