Kementerian Pertahanan membeli 12 pesawat tempur bekas Angkatan Udara Qatar.
Selusin pesawat tempur ini menghabiskan anggaran senilai US$ 734,53 juta atau sekitar Rp 10,95 triliun.
12 pesawat tempur Mirage 2000-5 itu akan dikirim ke Indonesia sekitar 24 bulan setelah teken kontrak.
Menanggapi hal itu, Loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jhon Sitorus menyindir anggaran jumbo Kemenhan.
Dia menyebut Ketua Umum Partai Gerindra itu lupa mengembangkan industri pertahanan.
“Anggaran jumbo tiap tahun, cuma bisa beli ini, beli itu. Lupa mengembangkan industri pertahanan,” ucapnya dalam cuitannya di Twitter, Sabtu (1/7/2023).
Pendukung Bacapres PDIP Ganjar Pranowo ini mengolok-olok pesawat bekas yang dibeli Prabowo.
“Yang dibeli juga pesawat bekas, pesawat yang sudah berumur 30 thn bahkan batas penggunaan cuma tinggal 10 tahun,” lanjutnya.
Lebih lanjut dia menyindir Bacapres Gerindra yang dulunya ngaku paling militer.
“Dulu sih ngakunya, paling TNI dari TNI, #PrabowoBukanJokowi #MenolakLupa,” tandasnya.
Anggota Komisi I DPR RI dari fraksi PDIP TB Hasanuddin menyebut pembelian pesawat bekas itu hanya menghamburkan uang negara.
“Pesawat Mirage 2000-5 tersebut dibeli oleh AU Qatar dari Perancis pada akhir tahun 1980an. Artinya, usianya sudah menginjak tiga dekade dan tersisa hanya 10 tahun untuk penggunaan," kata Hasanuddin, Kamis (22/6/2023).
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto mengungkapkan, pembelian pesawat bekas ini merupakan langkah sementara untuk menunggu operasional pesawat baru.
Kemhan telah memesan pesawat tempur yang lebih modern. Namun, baru dapat digunakan 5-6 tahun lagi. Sedangkan saat ini sudah banyak pesawat tempur yang hampir habis masa pakai.
“Pesawat baru yang sudah kita tanda tangan kontrak, terutama Rafale dari Prancis itu paling cepat adalah yang pertama datang itu 36 bulan, tiga tahun, dan selesainya itu kira-kira rata-rata 60 bulan. Jadi (baru bisa) operasional mungkin 60 bulan atau lima tahun,” jelas Prabowo, 19 Juni lalu. (selfi/fajar)