NasDem dan PKS pada akhirnya harus menerima Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Hal ini terlihat melalui analisa pegiat media sosial Rinny Budoyo ketika membahas pesan menohok yang dilemparkan AHY kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat menanggapi pertanyaan cawapres Anies Baswedan.
"Selain itu AHY pun bertanya, dia melempar pesan menohok kepada Partai NasDem dan Surya Paloh ucapannya kurang lebih seperti ini, ada pertanyaan kalau AHY nggak jadi cawapres Anies gimana dengan partai Demokrat, apakah Demokrat akan keluar dari koalisi perubahan," ujar Rinny.
AHY pun menanggapinya dengan melemparkan pertanyaan kembali, yaitu tentang langkah NasDem dan PKS jika AHY didapuk mendampingi Anies di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Menghadapi pertanyaan ini AHY minta pertanyaannya dibalik, pertanyaannya diubah menjadi begini kalau Anies menetapkan AHY sebagai cawapres apakah ada yang ingin pergi? Apakah Partai NasDem atau PKS bakalan keluar dari koalisi perubahan," ucapnya.
Jawaban AHY ini tentu menohok namun masuk akal, sehingga menjadi ancaman serius Anies, NasDem, dan PKS. "Pernyataan menohok AHY ini memang sangat masuk akal dan ini sebuah ancaman serius buat Anies loh, Partai NasDem dan juga PKS," bebernya.
Sehingga jika AHY menjadi cawapres Anies, maka akhirnya NasDem dan PKS harus menerimanya, karena tidak ada pilihian lain, sedangkan Demokrat mempunyai pilihan jika hal itu tidak terjadi.
"Kalau AHY jadi cawapres Anies Partai NasDem dan PKS sebetulnya nggak punya pilihan mereka harus menerima, tapi sebaliknya kalau Anies memilih nama di luar AHY Partai Demokrat bisa dengan gampang keluar dari koalisi perubahan dan bergabung dengan Koalisi pendukung Ganjar," ujar Rinny.
"Dengan PDI Perjuangan yang sudah dengan kedua tangan terbuka siap menerima mereka, AHY dan Partai Demokrat ada di atas angin," tandasnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube 2045 TV, Selasa (18/7).