Saat itu, dalam per
nyataannya kepada wartawan di Gedung Putih sebelum keberangkatannya ke Chicago, Biden secara keliru menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin "kalah perang di Irak". Namun, kemungkinan yang ia maksud adalah Ukraina.
Kesalahan ini menjadi salah satu dari dua kesalahan bicara yang dilakukan oleh Biden dalam waktu 24 jam.
Sebelumnya, dalam acara penggalangan dana kampanye pada malam sebelumnya, Biden sudah mengoreksi dirinya sendiri saat merujuk China.
Padahal, niat sebenarnya adalah menyebut India. Perdana Menteri India, Narendra Modi, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Gedung Putih sepekan yang lalu.
"Anda mungkin melihat sahabat baru saya - perdana menteri sebuah negara kecil yang sekarang menjadi negara terbesar di dunia, China - maaf, maksud saya, India. India tidak mencari aliansi permanen, tetapi mereka mencari perlindungan dalam wilayah tersebut," ujar Biden.
Kembali ke pernyataan Biden mengenai Putin, sebenarnya apa yang ingin disampaikan oleh Presiden AS tersebut? Mengapa ia menyebut Putin kalah perang di Irak? Apakah ada hubungannya dengan situasi di Ukraina?
Kesalahan Bicara Joe Biden: Putin dan Ukraina
Dalam pernyataannya, Biden tidak menjelaskan secara rinci mengapa ia menyebut Putin kalah perang di Irak.
Namun, diduga bahwa yang sebenarnya ia ingin sampaikan adalah peran Putin dalam konflik di Ukraina.
Sebagai informasi, konflik di Ukraina telah berlangsung sejak tahun 2014 antara pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung oleh Rusia.
Putin, dituduh mendukung pemberontakan di wilayah timur Ukraina dan turut campur tangan dalam konflik tersebut.
Mungkin Biden ingin menunjukkan bahwa Putin telah mengalami kekalahan di Ukraina, bukan di Irak.
Dalam konteks ini, kesalahan bicara Biden dapat dimaklumi sebagai ketidaksengajaan yang terjadi dalam proses berbicara di depan publik.
Kesalahan Bicara Joe Biden: China dan India
Selain kesalahan bicara mengenai Putin dan Ukraina, Biden juga membuat kesalahan saat merujuk China dan India.
Dalam acara penggalangan dana kampanye, ia menyebut India sebagai "negara kecil" yang menjadi negara terbesar di dunia, padahal maksudnya adalah China.
Meski kesalahan ini terlihat lucu dan menimbulkan sedikit kebingungan, hal tersebut menunjukkan bahwa seorang Presiden pun tidak lepas dari kesalahan bicara.
Baca Juga: Semarak Idul Adha di Agam, Bupati Andri Warman Tekankan Pentingnya Keikhlasan dan Kepedulian Sosial
Biden kemudian mengoreksi dirinya sendiri dengan menyebut India sebagai negara yang mencari perlindungan dalam wilayah tersebut.
Mengapa Kesalahan Bicara Penting?
Kesalahan bicara seorang Presiden, terutama dalam konteks hubungan internasional, bisa memiliki dampak yang cukup besar.
Pernyataan salah atau kurang tepat dapat menimbulkan kebingungan di antara masyarakat dan berdampak pada hubungan bilateral antara negara-negara yang terlibat.
Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin negara untuk berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di depan publik.
Sekecil apapun kesalahan bicara yang dilakukan, hal tersebut dapat menjadi bahan olok-olokan, kritik, atau bahkan mempengaruhi opini publik.
Presiden AS Joe Biden mengalami kesalahan bicara yang membingungkan dalam pernyataannya mengenai Putin dan Ukraina.
Meski kesalahan ini dapat dimaklumi sebagai ketidaksengajaan, sebagai seorang pemimpin negara, penting bagi Biden untuk menjaga kehati-hatian dan ketepatan dalam menyampaikan pernyataan di depan publik.
Kesalahan bicara yang dilakukan oleh seorang pemimpin negara dapat memiliki dampak yang cukup besar pada hubungan bilateral dan persepsi publik.
Oleh karena itu, sebaiknya Biden memperhatikan kecermatan dalam mengungkapkan pendapat dan informasi.***