Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diduga Mengidap Sindrom Megalomania, Apa Itu?

 


Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang sering kali menuai kontroversi lewat sejumlah ajarannya yang dinilai menyimpang dari syariat Islam.

Di antaranya mengganti salam umat muslim menjadi salam Yahudi. Selanjutnya menyebut Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad.

Panji Gumilang pun mengungkapkan menunaikan ibadah haji tak perlu ke Tanah Suci, tetapi bisa dilaksanakan di Indonesia.

Pemicu Panji Gumilang sering buat kontroversi dinilai Pakar Komunikasi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Uwes Fatoni adalah sindrom megalomania.

Sindrom itu mendorong Panji Gumilang melontarkan gagasan-gagasan di luar ajaran syariat Islam. Tujuannya agar Panji Gumilang dinilai hebat oleh jemaahnya.

Diketahui, Panji Gumilang sangat diagungkan hingga dipanggil syekh oleh jemaahnya.

"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes, dikutip pada Sabtu (17/6/2023).

Apalagi sebagai pemimpin dan figur sentral ponpes, Uwes menjelaskan, syekh Panji Gumilang tak bisa dipertanyakan ulang atau dibantah oleh para santrinya.

"Ketika gagasan-gagasan itu muncul di media sosial yang kemudian menciptakan keresahan bagi masyarakat, khususnya umat Islam di Indramayu, maka wajar jika masyarakat melakukan penolakan," ujar Uwes.

"Sebab, ketika isu tentang pesantren Al-Zaytun itu bukan sekadar masalah pesantrennya, tetapi juga menjadi masalah bagi umat Islam yang ada di lingkungan sekitarnya," sambungnya.

Dia menambahkan, masyarakat pun akan mempertanyakan para tokoh, baik yang ada di MUI atau ormas-ormas Islam, karena dinilai tak menanggapi gagasan yang menyimpang tersebut.

"Jika ini dibiarkan, maka masyarakat akan semakin memuncak kekesalan dan penolakannya, serta gagasan-gagasan yang dianggap 'nyeleneh' dari Syekh Panji Gumilang akan terus diproduksi dan reproduksi sehingga masalah ini tidak akan pernah selesai," ucap Uwes.

"Jadi perlu keterlibatan dari tokoh-tokoh Islam untuk melakukan klarifikasi kepada Syekh Panji Gumilang dengan gagasan-gagasan nyelenehnya dan memintanya untuk tidak lagi melakukan hal yang sama," imbuhnya.

Apa Itu Sindrom Megalomania?

Megalomania dapat diartikan sebagai gangguan keyakinan diri seseorang yang dibesar-besarkan. Contohnya, tentang kekuatan atau kemampuan.

Hal ini seringkali ditunjukkan dengan sikap sombong serta termasuk bagian dari ciri-ciri gangguan jiwa.

Adapun gangguan jiwa yang dimaksud, yaitu delusion of grandeur atau delusi keagungan. Kondisi seperti ini membuat pengidapnya yakin bahwa dirinya memiliki kekuasaan, kecerdasan, bakat yang luar biasa, hingga kekayaan.

Tak hanya itu, segala yang dikatakan pengidap megalomania tentang dirinya kerap tidak masuk akal. Di sisi lain, penyebab gangguan ini belum diketahui secara persis oleh para peneliti.

Namun, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala penyakit mental lain, seperti bipolar atau skizofrenia.

Delusi keagungan sendiri sulit diidentifikasi karena orang yang memilikinya percaya bahwa hal tentang dirinya benar.

Belum lagi, tidak mudah dibedakan dari apa yang disebut sebagai ide terlalu tinggi. Pasalnya, banyak orang-orang sehat yang juga berpikiran seperti ini.

Namun, biasanya, para pengidap megalomania mempercayai dirinya memiliki segudang pencapaian. Misalnya saja, sebagai orang yang kaya raya, berteman dengan selebriti papan atas, atau mampu mendengar suara Tuhan. Hal ini dikarenakan ia yang merasa mempunyai hubungan dekat dengan Sang Pencipta.

Sindrom megalomania diketahui sulit menerima bantuan karena pengidapnya mungkin tidak memahami jika bahwa dirinya bermasalah.

Selain itu, mereka juga bisa saja menolak mengikuti perawatan dokter. Meski begitu, ada pengobatan yang dapat dilakukan.

Dokter biasanya akan memberi resep obat untuk psikotik atau depresi. Namun, penggunaannya ini tidak bisa mengatasi gejala dari kondisi tersebut.

Lalu, perawatan lainnya berupa terapi kesehatan jiwa jenis berbicara. Di mana dapat membantu meringankan delusi megalomania.

Sumber Berita / Artikel Asli: tribunnews

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved