Viral di media sosial pernyataan budayawan Butet Kartaredjasa terkait pantun yang diduga menyindir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Pantun ini Butet lontarkan saat acara peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat (Jakpus), Sabtu (24/6/2023).
Dalam pantunnya, Butet menyindir seseorang yang akan membuat rakyat Indonesia sedih jika menjadi presiden karena rekam jejaknya yang menjadi penculik.
Diketahui, tunduhan penculik hingga kini kerap dilontarkan kepada bakal capres Prabowo Subianto meski tidak terbukti.
Terkait pantun Butet, Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun langsung memberi tanggapan.
Dedi Mulyadi lewat akun Instagramnya menyebut, Prabowo adalah sosok yang ikhlas meski sering dituduh melakukan penculikan aktivis 1998.
Ia pun meminta masyarakat sekarang menilai, pasalnya orang yang disebut diculik Prabowo kini semuanya selamat bahkan ada yang jadi pejabat.
"Orang yang tanda kutip diculik oleh Pak Prabowo itu semua selamat, ada. Ada yang jadi anggota DPR, ada yang sudah meninggal karena usia, ada yang jadi pengusaha, banyak, selamat," kata Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi Mulyadi, jika ada korban penculikan yang tidak selamat, ini bukan perbuatan Prabowo Subianto.
"Yang tidak selamat, berarti bukan oleh Pak Prabowo," kata dia.
Pasalnya Prabowo justru menyelamatkan orang yang dianggap diculik itu.
Bahkan orang yang disebut diculik, kini justru gabung Partai Gerindra yang diketuai Prabowo Subianto.
"Berarti yang baik itu siapa? Jenderal yang baik itu siapa? Jenderal yang baik ya Pak Prabowo, yang menyelamatkan orang dan kemudian orangnya dimanusiakan sampai hari ini banyak yang jadi pejabat, banyak jadi politisi," ungkap Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi pun mengungkit sikap Prabowo yang ikhlas mendapat tuduhan penculik.
Jika itu orang lain, menurut Dedi Mulyadi, pasti ingin membalas.
"Anda bayangin, Anda bisa gak seperti Pak Prabowo hidupnya? Gak akan kuat, saya saja gak bisa hidup seperti itu pasti ingin balas, tapi Pak Prabowo orang yang ikhlas menerima," ucapnya.
Sementara itu, sebelumnya, sempat viral di media sosial video lawas Prabowo Subianto yang memberikan klarifikasi terkait tuduhan terlibat kasus penculikan aktivis 1998.
Video ini diunggah oleh akun TikTok @peteran_95, Sabtu (14/5/2023).
Setelah ditelusuri TribunWow.com, video ini adalah rekaman saat Prabowo Subianto menggelar konferensi pers di Kertanegara pada 17 Januari 2001 silam.
Konferensi pers ini menanggapi wawancara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam majalah Newsweek yang kemudian menggegerkan publik kala itu.
Prabowo dengan tegas membantah dirinya terlibat, ia juga menolak segala tuduhan terkait kasus ini.
"Beberapa pejabat Polri dengan tegas menyebut bahwa belum menemukan dan tidak menemukan indikasi-indikasi keterlibatan saya," ucap Prabowo kala itu.
"Karena saya memang tidak terlibat, saya menolak segala tuduhan."
"Tuduhan-tuduhan itu adalah tuduhan yang keji, dan merupakan disinformasi, jadi saya menolak itu," sambungnya.
Prabowo pun mengaku sebenarnya malas memberikan tanggapan-tanggapan seperti ini.
Namun, karena tuduhan ini semakin membesar, maka ia akhirnya memberikan jawaban.
"Itu adalah suatu kampanye yang direncanakan untuk terus menerus menghancurkan kepribadian saya, karakter," ucapnya.
Prabowo menyebut dirinya selama ini sering dituduh banyak hal tapi ia diam saja.
Namun, upaya-upaya untuk menjatuhkannya terus bermunculan.
Prabowo saat itu bahkan sampai meminta presiden agar tidak percaya dengan tuduhan-tuduhan ini.
Jika pun Prabowo dipanggil, dirinya siap memberikan keterangan.
Prabowo juga mengungkap sumpah dan perjuangannya untuk Indonesia.
"Saya ini patriot, hidup dan mati saya ini untuk bangsa dan rakyat Indonesia," ungkapnya.
"Saya mempertaruhkan nyawa saya 28 tahun untuk Merah Putih, masa saya mau berbuat cemar, jadi saya menolak, dan saya tenang saja orang saya tidak berbuat."
Alasan Prabowo buka suara juga di antaranya menyangkut pekerjaannya sebagai pebisnis saat itu.
Di mana nama baiknya dipertaruhkan di hadapan rekan, kolega, hingga investornya.