Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, memberikan tanggapannya terkait spekulasi dirinya dijegal maju Pemilu 2024.
Mulanya, Anies menyoroti hasil jajak pendapat lembaga survei elektabilitas yang tidak pernah menempatkannya sebagai pemenang.
Imbas hal tersebut, Anies justru menjadi bingung hasil survei tersebut apakah mewakili aspirasi masyarakat atau aspirasi penyelenggara survei.
Selain itu, Anies juga mengaku kerap mendapatkan pertanyaan terkait spekulasi Anies dijegal ketika dirinya menjadi narasumber.
Menjawab pertanyaan tersebut, Anies mencurigai hasil survei yang beredar tidak sesuai faktanya sehingga dirinya yang berdasarkan survei ada di peringkat ketiga tetapi terus dijegal.
“Saya komentari gini ‘mungkin yang menjegal-jegal itu sedang mengatakan bahwa survei aslinya tidak seperti itu. Loh iya. Karena kalau-kalau di survei nomor tiga, buat apa dijegal?” ujar Anies, dikutip WE NewsWorthy dari potongan video di akun Twitter @GeiszChalifah pada Jumat (19/5/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kemudian menduga lembaga survei memiliki hasil asli dari survei yang ada sehingga tetap melakukan penjegalan terhadap dirinya.
“Nomor tiga kalau surveinya nomor tiga tapi tetap menjegal, mungkin dia punya survei yang sesungguhnya yang kita tidak tahu. Ini logika sederhana saja,” ujar Anies.
Sebagai salah satu contoh, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengadakan jajak pendapat untuk mengetahui elektabilitas kandidat calon presiden dari 30 April hingga 7 Mei 2023.
Adapun hasil dari survei tersebut yaitu Anies Baswedan memperoleh suara sebesar 19,7 persen, Ganjar Pranowo 39,2 persen, Prabowo Subianto 32,1 persen. Sementara itu, 8,9 persen memilih tidak tahu dan tidak mejawab.